Betul, penulis tidak sedang mengarang bualan belaka, atau hanya sebatas untaian kalimat hiperbola memuja yang dicinta. Tulisan ini dikemas lebih santai, penulis mencoba untuk memberikan sajian yang menyentuh hati dan menginspirasi.
KMM Mesir, tempat bernaung para mahasiswa Minangkabau di Mesir, seolah tidak kehabisan para pemuncak akademik yang masyhur di kalangan Masisir. Kali ini, Muhammad Ridwan, mahasiswa Universitas Al-Azhar, berasal dari Solok, Sumatera Barat menunjukkan taringnya karena berhasil memuncaki peringkat pertama dengan nilai tertinggi di Fakultas Ushuluddin tingkat satu.
Lalu timbul pertanyaan, kenapa Sayyidul Wafidin dilekatkan kepadanya?
Alangkah runtutnya kita bahas arti kata yang penuh tanda tanya ini. Sayyidul Wafidin adalah sebuah ungkapan yang diberikan kepada seseorang yang berhasil menjadi top-leader dalam suatu hal. Dalam hal ini, Muhammad Ridwan berhasil menjadi top-leader raihan nilai.
Timbul lagi pertanyaan alasan penambahan kata wafidin setelahnya, kenapa?
Wafidin adalah suatu istilah yang disematkan kepada pelajar asing (non Mesir) Universitas Al-Azhar. Maka dapat disimpulkan sayyidul wafidin adalah penyematan gelar atas raihan nilai tertinggi dalam cakupan mahasiswa asing di Universitas Al-Azhar.
Muhammad Ridwan mendapatkan nilai rata-rata 94,9 dengan torehan 14 mumtaz dan 2 jayyid jiddan dari total 16 mata kuliah. Sungguh capaian yang luar biasa, dari seorang yang akrab disapa Arif ini.
Semangat menuntut ilmu dan pengembangan skill sedari dulu telah mandarah daging dalam sanubari warga Minangkabau. Tren positif Muhammad Ridwan dapat menjadi teladan kebaikan untuk warga KMM Mesir.
Kalam nan ndak kalam dari Si Ten.